LAPORAN KEUANGAN
Setiap akhir periode
akuntansi, perusahaan diwajibkan membuat laporan keuangan. Laporan keuangan
yang dibuat oleh perusahaan, minimal terdiri dari laporan perubahan modal,
laporan laba rugi, dan laporan neraca. Akhir-akhir ini perusahaan juga diminta
untuk membuat laporan arus kas karena laporan arus kas memberikan tambahan
informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.
Dalam
teori agensi dinyatakan bahwa manajemen (sebagai agen) diminta membuat laporan
keuangan sebagai pertanggungjawabannya kepada prinsipal atas aset perusahaan
yang dipercayakan oleh prinsipal kepada agen. Secara ringkas teori agensi dapat
dijelaskan sebagai berikut:
Pada waktu
perusahaan masih kecil, semua urusan yang menyangkut perusahaan tersebut dapat
ditangani sendiri oleh pemiliknya dengan dibantu (mungkin) oleh beberapa orang.
Kegiatan yang dimiliki perusahaan masih relatif kecil (sedikit) sehingga
penanganannya tidak memerlukan banyak orang. Ukuran besar kecilnya perusahaan
dapat dilihat dari struktur organisasi, jumlah pegawai, pangsa pasar, omset
perusahaan, modal, dan sebagainya.
Semakin lama
perusahaan semakin besar, maka pemilik tidak dapat menangani perusahaan
sendiri. Struktur organisasi perusahaan semakin berkembang, jumlah pegawai
perusahaan semakin banyak, perusahaan dapat menguasai sebagian pangsa pasar,
modal perusahaan semakin besar dan sebagainya. Sebagian pekerjaan yang biasanya
dikerjakan oleh pemilik diserahkan kepada orang yang dipercaya karena pemilik
tidak dapat menangani sendiri. Bahkan dimungkinkan seluruh urusan perusahaan
dipercayakan kepada orang lain. Orang yang dipercaya oleh pemilik untuk
mengelola perusahaan disebut agen (agent)
sedangkan pemilik disebut prinsipal (principal).
Sebagai
pertanggungjawaban atas kepercayaan yang telah diberikan prinsipal kepada agen,
maka agen membuat laporan yang berkaitan dengan kemajuan perusahaan. laporan
kemajuan perusahaan tersebut tercermin dalam laporan keuangan yang dibuat
setiap periode akuntansi.
Disisi lain,
berdasarkan atas pertanggungjawaban agen dalam bentuk laporan keuangan, pemilik
memberikan penghargaan atas kinerja yang telah dicapai oleh agen. Agen
dikatakan dapat memiliki kinerja yang baik apabila agen dapat memberikan
kemakmuran kepada prinsipal. Semakin besar kemakmuran yang diperoleh prinsipal
maka semakin baik kinerja agen.
Prinsipal
dalam hal ini adalah mereka yang memiliki modal. Dalam laporan keuangan
tercermin dalam kelompok modal sendiri. Sementara mereka yang tergolong pada
kelompok modal asing bukan sebagai pemilik perusahaan. Agen dalam hal ini
adalah mereka yang biasanya menduduki jajaran manajemen perusahaan.
Menurut PSAK No. 1 (Ikatan
Akuntansi Indonesia, 2002) tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah
memberikan informasi tentang posisi keuangan, kienrja dan arus kas perusahaan
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
perusahaan yang meliputi:
1. ktiva
2.
kewajiban
3.
ekuitas
4.
pendapatan dan beban termasuk keuntungan
dan kerugian;
5.
arus kas.
Laporan
keuangan pada umumnya terdiri dari lima komponen yang meliputi: laporan laba
rugi, laporan ekuitas pemilik (perubahan modal), neraca, dan laporan arus kas,
catatan atas laporan keuangan. Pada bab berikutnya, secara berturut-turut, akan
dibicarakan laporan laba rugi, laporan neraca dan laporan arus kas. Pembahasan
tersebut akan berkaitan dengan elemen-elemen yang menyusun laporan keuangan.
Laporan keuangan disusun
berdasarkan asumsi kelangsungan usaha. Setiap perusahaan berkeinginan
perusahaannya terus menerus berkembang. Jarang (atau bahkan tidak ada)
perusahaan yang didirikan hanya untuk sesaat saja. Karena perusahaan berdiri
dan diharapkan terus berdiri, maka perkembangan perusahaan perlu diketahui
secara baik. Hal ini dapat terwujud apabila setiap periode perusahaan membuat
laporan keuangan.
Perlu diketahui juga bahwa
perusahaan membuat laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus
kas. Dalam akuntansi akrual, aktiva, kewajiban, ekuiti, penghasilan dan beban
diakui pada saat kejadian bukan saat kas atau setara kas diterima dan dicatat
serta disajikan dalam laporan keuangan pada periode terjadinya. Beban diakui
dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang
ditimbulkan dengan pos penghasilan tertentu yang diperoleh. Proses yang
biasanya disebut pengkaitan biaya dengan pendapatan (matching concept) melibatkan secara bersamaan atau gabungan
penghasilan dan beban yang dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari
transaksi atau peristiwa lain yang sama. Misalnya berbagai komponen beban yang
membentuk harga pokok penjualan diakui pada saat yang sama dengan pengakuan
penghasilan yang diperoleh dari penjualan barang yang bersangkutan. Namun
demikian penggunaan konsep matching
tidak memperkenankan pengakuan pos dalam neraca yang tidak memenuhi kriteria
pengakuan aktiva dan kewajiban. Beban segera diakui dalam laporan laba-rugi
kalau pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau sepanjang
manfaat ekonomi masa depan tidak lagi memenuhi syarat untuk diakui dalam neraca
sebagai aktiva. (Ikatan Akuntan Indonesia,2000)
Dalam
PSAK No. 1, paragraf 34, dikemukakan bahwa setiap komponen laporan keuangan
harus diidentifikasi secara jelas. Disamping itu, informasi berikut ini
disajikan dan diulangi, bilamana perlu, pada setiap halaman laporan keuangan:
1.
nama perusahaan pelapor, atau identitas
lain;
2.
cakupan laporan keuangan, apakah mencakup
hanya satu entitas atau beberapa entitas.
3.
Tanggal atau periode yang dicakup oleh
laporan keuangan, mana yang lebih tepat bagi setiap komponen laporan keuangan
4.
Mata uang pelaporan, dan
5.
Satuan angka yang digunakan dalam penyajian
laporan keuangan
Tidak ada komentar: