Header Ads

LAPORAN NERACA



Perusahaan perlu membuat neraca sebagai laporan pihak manajemen kepada pemilik atas asset yang dipercayakan kepadanya dan kepada pengguna lainnya. Neraca merupakan rangkaian dari laporan keuangan yang dibuat setelah manajemen membuat laporan perubahan ekuitas pemilik. Tanpa neraca pengguna laporan keuangan tidak dapat memperoleh informasi keadaan finansial perusahaan karena pada dasarnya neraca disusun berdasarkan informasi yang berasal dari saldo buku besar. Pengguna laporan keuangan juga tidak dapat membaca laporan keuangan secara parsial tanpa menghubungkan antara laporan keuangan yang satu dengan laporan keuangan yang lain. Oleh karenanya, neraca dibuat berdasarkan data-data akuntansi (saldo buku besar) yang benar dan laporan neraca harus disertai dengan laporan-laporan lainnya.
Pada dasarnya neraca disusun berdasarkan persamaan dasar akuntansi sebagai berikut:
Aktiva = Hutang + Modal
Aktiva menunjuk pada penggunaan dana, sementara hutang dan modal merupakan sumber dana. Dana / modal perusahaan secara umum dapat berasal dari hutang  kepada pihak eksternal perusahaan dan hutang kepada pihak internal perusahaan. hutang kepada pihak eksternal perusahaan dalam akuntansi digolongkan menjadi dua yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Sementara, hutang kepada pihak internal perusahaan dalam akuntansi disebut sebagai modal. Hal ini akan dijelaskan lebih lanjut pada Bab ini.
                Tujuan neraca adalah menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu, biasanya satu tahun. Hal ini sesuai dengan prinsip going concern. Perusahaan harus membagi-bagi periode yang tidak pasti (seumur hidup perusahaan) ke dalam periode yang lebih pendek. Lebih lanjut tujuan pembuatan neraca adalah untuk mengetahui perkembangan finansial perusahaan dan pengendalian perusahaan. perusahaan perlu mengetahui perkembangan setiap peride agar pimpinan perusahaan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang diperlukan untuk kemajuan perusahaan (kemakmuran prinsipal, seluruh masyarakat). Apabila terjadi penyimpangan-penyimpangan, maka dengan cepat pimpinan perusahaan dapat segera mengambil tindakan-tindakan yang diperlukan (pengendalian).
Laporan neraca dibuat setelah perusahaan membuat laporan laba rugi dan laporan perubahan ekuitas pemilik dan melakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, menutup rekening laba rugi ke rekening neraca.
Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam PSAK No. 1 menyatakan:
neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur posisi keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Neraca, minimal mencakup pos-pos berikut:
1.       aktiva berwujud / aktiva lancar, dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No. 9
2.       aktiva tidak berwujud, dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No 16 dan 19
3.       aktiva keuangan
4.       investasi yang diperlukan menggunakan metoda ekuitas, dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No 13 dan 15
5.       persediaan, dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No 14
6.       piutang usaha dan piutang lainnya
7.       kas dan setara kas
8.       hutang usaha dan utang lainnya
9.       kewajiban yang diestimasi
10.   kewajiban berbunga jangka panjang
11.   hak minoritas; dan
12.   modal saham dan pos ekuitas lainnya, dijelaskan lebih lanjut dalam PSAK No 21
Ada dua bentuk laporan neraca, yaitu skontro dan stafel. Perbedaan kedua bentuk tersebut adalah pada susunan rekening. Bentuk skontro rekening-rekening aktiva disusun pada sisi kiri dan rekening-rekening kewajiban disusun pada sisi kanan. Sedangkan bentuk stafel rekening-rekening aktiva diletakkan pada bagian atas selanjutnya diikuti rekening-rekening kewajiban. Untuk memperjelas perbedaan kedua bentuk tersebut, dapat dilihat pada akhir bab ini.
Secara umum, komponen-komponen yang ada di neraca dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.       Aktiva lancar
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar apabila aktiva tersebut memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a)      Diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau
b)      Dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisasi dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau
c)       Berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi
Beberapa contoh aktiva yang dapat diklasifikasikan sebagai aktiva lancar:
a)      Kas
Kas terdiri dari saldo kas (cash on-hand) dan rekening giro. Sementara setara kas didefinisikan sebagai investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan. (kurang dari tiga bulan)
b)      Piutang dagang
Aktiva ini timbul sebagai akibat perusahaan menjual barang/jasa secara kredit.
c)       Persediaan
Persediaan ini diukur berdasarkan biaya atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya konvesi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dijual atau dipakai.
d)      Surat berharga / efek (investasi jangka pendek)
Hal yang membedakan investasi jangka pendek dan jangka panjang adalah pada tujuan dilakukannya investasi tersebut. Investasi jangka pendek bertujuan untuk memanfaatkan dana yang menganggur. Sedangkan investasi jangka panjang bertujuan untuk menguasai perusahaan lain.
Investasi diklasifikasikan sebagai aktiva lancar harus dicatat dalam neraca pada nilai terendah antara biaya dan nilai pasar.
2.       Investasi jangka panjang
Investasi yang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar harus dicatat dalam neraca berdasarkan biaya perolehan, kecuali jik aharga pasar ivestasi jangka panjang menunjukkan penurunan nilai di bawah biaya perolehan secara signifikan dan permanen, perlu dilakukan penyesuaian atas nilai investasi tersebut. Penilaian dalam hal ini dilakukan untuk masing-masing investasi secara individual.
Contoh aktiva yang dapat dikelompokkan sebagai investasi jangka panjang adalah penyertaan.
3.       Aktiva tidak lancar
Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar apabila aktiva tersebut tidak memiliki ciri seperti yang disebut pada aktiva lancar. Aktiva tidak lancar ini dibedakan menjadi dua yaitu aktiva tidak lancar berwujud dan aktiva tidak lancar tidak berwujud.
Contoh aktiva yang diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar antara lain:
a)      Kendaraan
b)      Bangunan
c)       Mesin
d)      Peralatan
e)      Tanah
f)       Hak paten
g)      Goodwill
h)      Aktiva yang masih dalam pembangunan
i)        Beban yang ditangguhkan
4.       Kewajiban lancar
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika:
a)      diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau
b)      jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca
contoh kewajiban yang termasuk dalam klasifikasi kewajiban jangka pendek adalah:
a)      Hutang dagang
b)      Hutang bank
c)       Hutang gaji
d)      Hutang dividen
e)      Hutang jangka panjang yang jatuh temponya kurang dari 12 bulan
5.       Kewajiban jangka panjang
Suatu kewajiban dikatakan kewajiban jangka panjang apabila kewajiban tersebut tidak memenuhi karakteristik yang ada pada kewajiban jangka pendek
6.       Ekuitas
Perusahaan mengungkapkan hal-hal berikut di neraca atau di catatan atas laporan keuangan:
a)      Untuk setiap jenis saham
1)      jumlah saham modal dasar
2)      jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh
3)      nilai nominal saham
4)      ikhtisar perubahan jumlah saham beredar
5)      hak, keistimewaan, dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis saham termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal
6)      saham perusahaan yang dikuasai oleh perusahaan itu sendiri atau oleh anak perusahaan atau perusahaan asosiasi; dan
7)      saham yang dicadangkan untuk hak opsi dan kontrak penjualan, termasuk nilai dan persyaratannya.
b)      penjelasan mengenai sifat dan tujuan pos cadangan dalam ekuitas
c)       penjelasan apakah dividen yang diusulkan tapi secara resmi belum disetujui untuk dibayarkan telah diakui atau tidak sebagai kewajiban dan
d)      jumlah dividen saham preferen kumulatif yang belum diakui
PSAK mengatur bahwa minimal yang disajikan dalam neraca mencakup hal-hal sebagai berikut:
1.       Aktiva berwujud
2.       Aktiva tidak berwujud
3.       Aktiva keuangan
4.       Investasi yang diperlakukan menggunakan metoda ekuitas
5.       Persediaan
6.       Piutang usaha dan piutang lainnya
7.       Kas dan setara kas
8.       Hutang usaha dan hutang lainnya
9.       Kewajiban yang diestimasi
10.   Kewajiban berbunga jangka panjang
11.   Hak minoritas
12.   Modal saham dan pos ekuitas lainnya
Pos, judul, dan sub jumlah lain disajikan dalam neraca apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan posisi keuangan perusahaan secara wajar.
                Perusahaan harus mengungkapkan di neraca atau di catatan atas laporan keuangan, sub-klasifikasi pos-pos yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi perusahaan. Setiap pos di sub-klasifikasikan, jika memungkinkan sesuai dengan sifatnya; jumlah terutang atau piutang pada perusahaan induk, anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa lainnya diungkapkan secara terpisah.
Neraca dapat memberikan informasi  yang berkaitan dengan likuiditas, solvabilitas. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya. Sementara solvabilitas menunjuk pada kemampuan perusahaan untuk membayar hutang-hutangnya

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.