MAKALAH DASAR-DASAR ILMU SOSIAL- ILMU SEJARAH
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah
Masyarakat (society) merupakan istilah yang
digunakan untuk menerangkan komuniti manusia yang tinggal bersama-sama. Boleh
juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara berbagai individu. Masyarakat
merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.
Dalam
perkembangan masyarakat saat ini, hubungan sosial antar masyarakat kian
beragam. Mereka tidak lagi terpacu pada interaksi antar individu dalam wilayah
yang sempit. Mereka bahkan telah merambah interaksi antar benua yang tanpa
batas.
Namun, perlu
kita ingat bahwa perkembangan hubungan sosial antar individu memerlukan waktu
dan sejarah yang panjang. Sejarah merupakan suatu hal yang sangat penting bagi
manusia, karena tanpa sejarah kehidupan manusia di dunia ini tidak akan menjadi
seperti sekarang ini. Sehingga pada
kesempatan kali ini kami akan menyampaikan beberapa hal yang berkaitan dengan
sejarah.
B.
Maksud dan Tujuan Penulisan Makalah
Penulis menyusun makalah ini dengan tujuan sebagai berikut :
1.
Untuk mempermudah para pembaca dalam memahami sejarah
2.
Untuk mengetahui macam-macam sejarah
3.
Untuk mengetahui fungsi dan kegunaan ilmu sejarah
4.
Untuk mengetahui hubungan ilmu sejarah dengan ilmu
sosial lainnya
5.
Sebagai dasar dalam memahami ilmu sosial.
C.
Ruang Lingkup Masalah
Dalam makalah
ini kami akan menjelaskan tentang berbagai aspek dalam ilmu sejarah, yaitu :
Pengertian dan ruang lingkup sejarah, Metode dan ilmu bantu sejarah, tujuan dan
kegunaan sejarah, perkembangan sejarah, hubungan ilmu sejarah dengan ilmu
sosial lainnya, dan lain-lain.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Istilah sejarah
berasal dari bahasa Arab, yakni dari kata syajaratun yang memiliki arti pohon
kayu. Pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu kejadian, perkembangan
atau pertumbuhan tentang sesuatu hal (peristiwa) dalam suatu kesinambungan
(kontinuitas). Ada hubungan antara
syajaratun dengan kata sejarah, sesseorang yang mempelajari sejarah
berkaitan dengan cerita, ssisilah, riwayat, dan asal-usul tentang seseorang
atau kejadian (Sjamuddin, 1996: 2).
Pada umumnya,
para ahli sepakat untuk membagi peranan
dan kedudukan sejarah yang terbagi atas 3 hal, yakni sejarahh sebagai
peristiwa, sejarah sebagai ilmu, sejarah sebagai cerita (Ismaun, 1993 :277).
1.
Sejarah sebagai peristiwa, adalah
sesuatu yang terjadi pada manusia di masa lampau. Pengertian sejarah sebagai
peistiwa sebenarnya memiliki makna luas dan beraneka ragam. Keluasan dan
keanekaragaman tersebut sama dengan luasnya kompleksitas kehidupan manusia.
2.
Sejarah sebagai ilmu, adalah proses berkesinambungan atas
interaksi antara pelaku sejarah dan kenyataannya dan prolog yang tidak ada
akhirnya antara masa sekarang dan masa lampau. Kedudukan sejarah dalam ilmu
pengetahuan digolongkan menjadi beberapa kelompok :
a.
Ilmu sosial, karena menjelaskan perilaku sosial.
b.
Seni atau art, karena sejarah dapat digolongkan dalam
sastra dan sejarah memerlukan sentuhan – sentuhan estetika atau keindahan (
Ismaun, 1993:282-283)
3.
Sejarah sebagai cerita, karena sejarah merupakan hasil
rekonstruksi sejarawan terhadap sejarah sebagai peristiwa berdasarkan fakta –
fakta sejarah yang dimilikinya.
B.
Jenis – jenis Sejarah
Secara tematik,
sejarah memiliki cakupan yang sangat luas. Sjamsuddin dan Burke
mengelompokannya dalam belasan jenis sejarah , yaitu :
1. Sejarah
sosial
Sejarah Sosial adalah Sejarah yang menggunakan
ilmu-ilmu sosial yang mengkaji tentang struktur (bagian-bagian) dan proses
interaksi (hubungan timbal balik) antar manusia sebagai pelaku sejarah
sebagaimana telah terjadi dalam konteks sosio kultural pada masa lampau. sejarah sosial merupakan kajian
kemasyarakatan, maka metode analisisnya memakai pendekatan multidisipliner,
yakni pembahasan sejarah dengan dibantu ilmu sosial lain seperti Sosiologi,
Antropologi, Ekonomi, Politik, Hukum, Psikologi dan masih banyak ilmu lainnya.
2.
Sejarah ekonomi, merupakan kombinasi dua
disiplin ilmu yang telah berevolusi cukup lama.
3.
Sejarah kebudayaan, yaitu sejarah yang
merupakan bentuk dari manifestasi keberadaan manusiaberupa bukti atau saksi
seperti artifact, mentifact dan socifact.
4.
Sejarah demografi, yaitu sejarah yang
menjelaskan tentang kependudukan.
5.
Sejarah politik, analisa peristiwa–peristiwa
politik oral history ( narasi ), ide, gerakan dan para pemimpin
6.
Sejarah kebudayaan rakyat, kebudayaan
kelompok–kelompok dan kelas–kelas yang terpuruk, dikuasai dan diperintah atau
sub ordinasi.
7.
Sejarah intelektual, yaitu sejarah yang
mengkaji tentang fenomena-fenomena atau apa saja yang tampak.
8.
Sejarah keluarga, yaitu sejarah yang
menjelaskan mengenai cikal bakal keluarganya sendiri.
9.
Sejarah etnis, yaitu sejarah yang
ditulis untuk merekonstruksi sejarah dari kelompok–kelompok etnis sejak sebelum
datangnya bangsa Eropa samapi dengan interaksi meraka dengan orang–orang Eropa.
10. Sejarah
Psikologi, sejarah yang membahas subtansi–subtansi yang menyangkut tradisi dan pemikiran–pemikirran
berharga dari para pemimpin besar pendidikan, sistem pendidikan dan pendidikan dalam
hubungannya dengan sejumlah elemen–elemen penting dan problematik.
11. Sejarah
medis, sejarah yang menjelaskan tentang tradisi-tradisi pengobatan yang berbeda–beda
pada masa lalu.
C.
Metode dan ilmu bantu sejarah
Menurut Sjamsuddin
(1996:68-69) merinci ada 7 kriteria yanag dipersyaratkan sebagai sejarawan baik
sejarawan profesional maupun sejarawan pendidik, yaitu :
1. Kemampuan
praktis dalam mengartikulasi dan mengekspresikan pengetahuannya secara menarik.
2. Kecakapan
membaca dan berbicara dalam satu attau dua bahasa asing atau daerah.
3. Menguasai
satu atau lebih disiplin ilmu.
4. Kelengkapan
dalam penggunaan pemahaman psikologi, kemampuan imajinasi, dan empati.
5. Kemampuan
membedakan antara profesi sejarah dan sekadar hobi antikuarien.
6. Pendidikan
yang luas selama hidup sejak dari masa kecil.
7. Dedikasi
pada profesi dan integritas pribadi, baik sebagai sejarawan peneliti maupun
sebagai sejarawan pendidik.
Dikemukakn
pula oleh Gray ( 1964:9) bahwa seorang sejarawan memiliki minimal 6 tahap dan
penelitian sejarah :
1.
Memilih topik yang sesuai.
2.
Mengusut semua bukti yang relevan dengan
topik.
3.
Membuat catatan – catatan penting dan
relevan dengan topik ketika penelitian diadakan.
4.
Mengevaluasi secara kritis semua bukti
yang telah dikumpulkan.
5.
Mengusut hasil – hasil penelitian dengan
mengumpulkan catatan fakta – fakta secara sistematis.
6.
Menyajikannya dalam suatu cara yang
menarik serta mengomunikasikannya kepada pembaca dengan menarik pula.
Sedangkan
sebagai ilmu bantu dalam penelitian, sejarah terdiri atas hal–hal berikut :
1.
Paleontologi
2.
Arkeologi
3.
Paleoantropologi
4.
Paleografi
5.
Epigrafi
6.
Ikonografi
7.
Numesmatik
8.
Ilmu
keramik
9.
Genealogi
10.
Hilologi
11.
Bahasa
12.
Statistic
13.
Etografik
D.
Tujuan
Dan Kegunaan Sejarah
Secara rinci dan sistematis, Notosusanto
(1979:4-100 mengidentifikasi 4 jenis kegunaan sejarah :
1.
Fungsi
edukatif, yaitu sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan atau kearifan –
kearifan.
2.
Fungsi
inspiratif, yaitu dengan mempelajari sejarah dapat memeberikan inspirasi atau
ilham.
3.
Fungsi
instruktif, yaitu dengan belajar sejarah dapat berperan dalam proses
pembelajaran pada salah satu kejuruan atau keterampilan tertentu
4.
Fungsi
rekreasi, yaitu dengan belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun
keindahan.
E.
Perkembangan
Sejarah
Pada abad ke 17 dan ke 18 sejarah
secarra formal diajarkan di universitas – universitas Eropa. Pada abad ke 19
para sejarawan mulai meninggalkan paradigma sejarah klasik yang telah lama
dipraktikan oleh sebagian besar sejarawan sejak abad ke 18.
F.
Hubungan
Ilmu Sejarah dengan Ilmu-ilmu lainnya
1.
Hubungan
Sejarah dengan ilmu dengan Sosiologi
Sekarang ini banyak sosiologiwan yang
menerbitkan karya-karya mereka berupa studi sosiologis mengenai gejala sosial
pada masa lampau yang disebut dengan sociological
history. Adapun karakteristik dari sociological
history adalah bahwa studi sosiologis mengenai suatu kejadian atau gejala
di masa lampau yang dilakukan oleh para sosiologiwan.
Akhir - akhir ini sedang terjadi apa
yang disebut Ropprocment atau proses
saling mendekat antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial. Metode ini berkembang
sangat cepat sehingga terjadi inovasi-inovasi yang sangat penting dalam sejarah
yang dapat menyelamatkan sejarah dari “kemacetan” (Kartodirjo, 1992:120).
Karena perubahan metodi ini sangat revolusioner dengan meninggalkan model
penulisan sejarah naratif. Dalam hal ini, sejarawan tidak langsung
berhubungan dengan kualitas, tetapi
lebih banyak dengan kondisi - kondisi dalam berbagai dimensinya.
2.
Hubungan
Sejarah dengan Antropologi
Hubungan ini dapat di lihat karena kedua
disiplin ini memiliki persamaan yang menempatkan manusia sebagai subjek dan
objek kajiannya. Lazimnya mencakup berbagai dimensi kehidupan dengan demikian,
disamping memiliki titik perbedaan kedua disipllin itu memiliki persamaan. Bila
sejarah membataasi diri pada penggambaran suatu peristiwa sebagai proses
peristiwa masa lampau dalam bentuk cerita secara einmalik “sekali terjadi”. Namun jika suatu penggambaran sejarah
menampilkan suatu masyarakat di masa lampau dengan berbagai aspek kehidupan,
termasuk ekonomi, politik, religi dan keseniannya maka penggambaran tersebut
mencakup unsur-unsur kebudayaan masyarakat. Dalam hal itu ada persamaan bahkan
tumpang tindih antara sejarah dan antropologi.
3.
Hubungan
Antropologi Budaya dengan Sejarah
Kebudayaan telah semakin luas karena
semakin luasnya parasejarawan sosiologiwan mengkritisi sastra. Perhatian
semakin tercurahkan kepada kebudayaan popular, sikap dan nilai masyarakat awam
dan pengungkapan dalam kesnian rakyat.
Mengingat semakin luasnya kebudayaan
semakin meningkat pula kecenderungan untuk menganggap kebudayaan sebagai suatu
yang aktif bukan pasif.
4.
Hubungan
Sejarah dengan Psikologi
Dalam peristiwa sejarah perilaku
kolektif sangat mencolok antara lain masa mengamuk, gerakan sosial semuanya
menuntut penjelasan berdasarkan psikologi motivasi, sikap dan tindakan
kolektif. Dari situlah psikologi berperan untuk mengungkap beberapa fackor tersembunyi
sebagai bagian proses mental. Peranan ilmu psikologi dalam pembahasan sejarah
masih agak marginal karena terletak pada relasi antara psikologi dengan ilmu
sejarah. Pada tahun 1950an di Amerika serikat beredar istilah baru untuk
menyebut suatu pendekatan yang mengasikan yaitu psikosejarah.
5.
Hubungan
Sejarah dengan Geografi
Peristiwa sejarah memiliki lingkup
temporal dan stasial / waktu dan ruang. Dimana ketuanya merupakan faktor yang
membatasi fenomena sejarah tertentu sebagai kesatuan seperti perang, riwayat
hidup dan kerajaan.
6.
Hubungan
Sejarah dengan Ekonomi
Mulai abad ke – 20 sejarah ekonomi mulai
menonjol terutama setelah proses modernisasi hampir setiap bangsa di dunia
lebih memfokuskan pembangunan ekonomi. Sepanjang masa modern kurang lebih sejak
1500 kekuatan ekonomis yang sentripetal mengarah kepemusatan pasar dan produksi
ke Eropa Barat, yang pola perkembangannya hingga perang ke 2 masih tampak.
7.
Hubungan
Sejarah dengan Ilmu Politik
Politik adalah sejarah masa kini,
sejarah adalah politik masa lampau, hal ini menunjukkan bahwa sejarah sering di
identikan dengan politik. Pada zaman sekarang sejarah politik masih cukup
menonjol tetapi tidak sedominan masa lampau. Kerangka ilmu politik menyediakan
banyak alat untuk menguraikan berbagai unsur politik, aspek politik, kelakuan
aktor, nilai yang melembaga sebagai sistem politik.
G.
Menuju
Rapprochement Sejarah Dengan Ilmu
Sosial Lainnya
Menurut
kartodirdjo mengungkapkan bahwa sebab rapprochement antara ilmu sejarah dan
ilmu – ilmu sosial disebabkan oleh beberapa faktor ;
1.
Sejarah
Deskriptif Naratif
Sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan berbagai masalah
atau gejala yang serba kompleks.
2.
Pendekatan
Sosial Scientific.
3.
Ilmu
– ilmu sosial telah berkembang pesat.
4.
Studi
sejarah tidak terbatas pada pengkajian informative.
H.
Konsep
– Konsep Sejarah
1.
Perubahan
Konsep perubahan merupakan istilah yang
mengacu kepada sesuatu hal yang penting dalam pembelajaran sejarah, mengingat
sejarah itu sendiri pada hakekatnya dalah perubahan.
2.
Peristiwa
Suatu kejadian yang menarik maupun luar
biasa karena memiliki keunikan. Peristiwa selalu menjadi objek kajian yang satu
karakteristik ilmu sejarah adalah mencari keunikan yang terjadi pada suatu
peristiwa tertentu.
3.
Sebab
dan Akibat
Faktor determinan fenomena pendahulu
yang mendorong terjadinya suatu perbuatan perubahan maupun peristiwa
berikutnya. Sebab dan akibat itu memiliki kesadaran historis segala sesuatunya
dapat berupa sebab musababnya serta akibat – akibatnya.
4.
Nasionalisme
Secara sederhana artinya rasa
kebangsaan, dimana kepentingan Negara dan bangsa mendapat perhatian besar dalam
kehidupan bernegara. Nasionalisme muncul dalam gagasan romantik tentang
kemanusiaan yang mendalam pada sosio budayanya yang khas.
5.
Kemerdekaan
atau Kebebasan
Nilai utama dalam kehidupan politik bagi
setia Negara dan bangsa maupun umat manusia yang senantiasa diagung – agungkan
sekalipun tidak selamanya dipraktekan. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
lebih menitikberatkan pada komitmennya untuk menentukan nasibnya sendiri
sebagai bangsa yang berdaulat dan tidak terikat oleh bangsa manapun.
6.
Kolonialisme
Kolonialisme bukan suatu perode tertentu
atau seperangkat mekanisme pemerintahan, namun kolonialisme merupakan
pencapaian situasi yang lebih baik paska kolonialisme mensyaratkan lebih dari sekedar
penerapan solusi – solusi teknis untuk mengatasi masalah – masalah yang kasat
mata. Perluasan kolonialisasi dengan mengaburkan ikatannya dengan kapitalisme
maupun imperialisme sehingga setiap gerakan dari suatu kelompok pemukim kedalam
suatu wilayah yang telah dinyatakan memiliki kelompok lain.
7.
Revolusi
Perubahan yang berlangsung secara
perlahan – lahan namun pasti. Contoh revolusi, revolusi Prancis 1789, revolusi
Rusia 1917
8.
Fasisme
Pengorganisasian pemerintahan dan
masyarakat secara totaliter oleh kediktatoran parati tunggal yang sangat
memiliki rasa nasioanalis yang sempit, rasialis, dan imperialistis. Pada pertentangannya
terhadap semua sektor kehidupan politik yang ada sifat anti liberal, anti
komunis, ada pula yang sifatnya anti sosialis yang seringg disebut sebagai
gerakan demokratis sosial serta anti konservatif meskipun para gerakan fasis
mengadakan persekutuan sementara dengan kelompok – kelompok lain.
9.
Komunisme
Pengaturan sosial berdasarkan kepada
pemilikan, produksi, konsumsi, dan pemerintahan yang diatur secara komunal atau
bersama – sama. Komunisme tidaklah semata – mata berfokus pada gerakan sosialis
yang saat itu tumbuh pesat, melainkan merupakan suatu impian untuk menciptakan
masyarakat ideal yang dapat mensejahterakan semua manusia melalui rangkaian
program akumulasi modal antikapitalitas, westrenisasi.
10.
Peradaban
Konsep yang maraju pada suatu entitas kultural
seluruh pandangan hidup manusia yang mencakup nilai, isntitusi dan pola pikir terpenting
dari suatu masyarakat yang diwariskan dari generasi ke generasi. Sebuah
peradaban yang sedang berkembang merupakan sebuah respon terhadap tantangan –
tantangan dalam melampaui suatu periode pertumbuhan yang melibatkan kontrol
terhadap lingkungan hasil dari kreasi kelompok minoritas yang kemudiaan diikuti oleh suatu masa yang penuh tantangan.
11.
Perbudakan
Suatu kondisi dimana seseorang maupun
kelompok tidak memiliki kedudukan dan peranan sebagai manusia yang memiliki hak
asasi manusia sebagai manusia yang layak.
Tiga ciri penanda perbudakan :
a.
Budak-budak
umumnya orang luar yang dibawa secara paksa untuk melayani tuan baru mereka.
b.
Komoditas
pasar dengan tingkat harga berapapun dimana komersialisasi terjadi dalam
berbagai bentuk.
c.
Memiliki
pekerjaan kasar dan rendahan.
12.
Waktu
Konsep waktu dalam hal ini adalah hari,
tanggal, tahun, windu, abad merupakan konsep esensial dalam sejarah yang dapat
berwujud seperti : kalender, detik, menit, jam, musim, rentangan hidup dari
kelahiran hingga mati. Enam fungsi waktu menurut Sztompka :
a.
Penyelaras
tindakan.
b.
Koordinasi.
c.
Rentang
peristiwa.
d.
Ketetapan.
e.
Menentukan
ukuran.
f.
Membedakan
suatu masa tertentu.
13.
Feminisme
Gerakan emansipasi wanita dari
subordinasi pria, tidak sekedar ketidaksetaraan wanita dengan pria melainkan
suatu gerakan struktur ideologi yang tertanam dalam - dalam yang membuat kaum
wanita selalu diuntungkan oleh kaum pria.
14.
Liberalisme
Sebuah doktrin yang maknanya hanya dapat
diungkapkan melalui kata-kata sifat yang menggambarkan nuansa-nuansa khusus.
Kata-kata sifat yang paling dikenal antara lain: liberalisme sosial politik dan
liberalisme ekonomi. Liberalisme didasarkan pada keyakinan dalam pluralisme
tujuan sehingga tidak seorang pun memiliki hak istimewa, menurut hukum dan
Negara.
15.
Konservatisme
Doktrin yang meyakini bahwa
realitas suatu masyarakat dapat
ditentukan pada perkembangan sejarahnya, pemerintah membatasi diri dalam campur
tangan terhadap perilaku kehidupan masyarakatnya dalam arti tidak boleh
melupakan akar-akar sejarahnya.
I.
Generalisasi-generalisasi
Sejarah
1.
Perubahan
Lokal, nasional maupun global.
2.
Peristiwa
Mengikuti validitas gerak sejarah yang dikemukakan
Giambattista Vico.
3.
Sebab
dan akibat
Munculnya peradaban di lembah sungai Nil.
4.
Nasionalisme
Dalam dialetika kemajuan perkembangan
nasionalisme tidak berjalan secara evolutif tetapi maju dalm lompatan-lompatan
seperti revolusi kemerdekaan.
5.
Kemerdekaan
Munculnya struktur sosial yang
sentralistik, otokratik, dan birokratik sebagaimana sering disebut sebagai
despotisme oriental. Masing-masing penguaasa akan merasa merdeka dengan
mengembangkan sistem budaya hidrolik.
6.
Kolonialisme
Kolonialisme barat pada abad ke -19
sebenarnya tidak dapat dilepaskan sebagai dampak penemuan daerah baru.
7.
Revolusi
Perubahan yang berlangsung secara
perlahan – lahan namun pasti. Contoh revolusi, revolusi Prancis 1789, revolusi
Rusia 1917.
8.
Komunisme
Makin meluasnya bahaya komunisme
mendorong para ahli strategi menggagas teori baru yang dikenal dengan teori
domino.
9.
Fasisme
Lahirnya fasisme tidak lepas dari
pengaruh krisis ekonomi dunia yang
menimbulkan krisis ekonomi yang mendunia.
10.
Peradaban
Beberapa pusat peradaban tertua pada
umumnya lahir sebagai respon atas tantangan dan kesadaran minoritas kreatif.
11.
Perbudakan
Ketika kolonialisme dan imperialisme
merajalela sistem perrbudakan di beberapa wilayah berkembang cepat.
12.
Waktu
Secara kuantitatif dinyatakan oleh jam,
hari, tanggal, bulan. Secara kualitatif dinyatakan berlangsung lebih lama atau
lebih sebentar, lebih lambat atau lebih cepat.
13.
Fanimisme
Bidang sosial budaya seperti sejarah,
filsafat, antropologi, politik, ekonomi dan seni.
14.
Liberialisme
Lebih mengasosiasikan dengan
gerakan-gerakan laissezfafaire.
15.
Konservatisme
Menjunjung tinggi sopan santun.
J.
Teori-teori
Sejarah
Sejarah teoritis adalah sejarah yang
spekulatif dan itu harus diserahkan kepada para ahli filsafat.
1.
Teori
gerakan Siklus Sejarah Ibnu Khalgun.
Pokok-pokok pikiran yang
dikemukakan dalam almukadimah:
a.
Kebudayaan
adalah masyarakat manusia yang memiliki landasan diatas hubungan antara manusia
dan tanah di satu sisi dan hubungan manusia dengan manusia lainnya disisi lain.
b.
Kebudayaaan
dalam berbagai bangsa berkembang melalui 4 fase, yaitu: primitif, urbanisasi,
kemewahan dan kemunduran.
c.
Kehidupan
fase primitif, bentuk kehidupan manusia terdahulu atau manusia yang pernah ada.
d.
Fase
Urbanisasi, pembangunan tetap berlangsung sehingga kebudayaan semakin maju.
e.
Kemewahan,
fase ini dicirikan oleh beberapa indikator seperti memperoleh kemewahan dan kekayaan
f.
Fase
kemunduran, ditandai dengan ketidakmampuan dalam mempertahankan pemerintah dan
kerajaan.
g.
Kelompok
yang terkalahkan akan selalu mengikuti kelompok yang menang.
2.
Teori
Daur Kultural Spiral Giambattista Vico
Pokok – pokok pikiran dama
The New Science ;
a.
Perjalanan
sejarah bukan seperti roda yang berputar sehingga memungkinkan seorang filsuf
meramalkan terjadinya hal yang sama.
b.
Sejarah
berputar dalam gerakan spiral.
c.
Masyarakat
bergerak melalui fase – fase.
d.
Ide
kemajuan adalah subtansial.
3.
Teori
Tantangan dan Tanggapan Arnold Toynbee
Pokok – pokok pikiran :
a.
Terdapat
21 pusat peradaban di dunia seperti mesir kuno, india.
b.
Peradaban
muncul sebagai anggapan.
c.
Peradaban
muncul sebagai hasil anggapan.
d.
Jenis
tantangan yang berbeda.
e.
Terdapat
5 kawasan perangsang yang berbeda.
f.
Kawasan
ganas, mengacu lingkungan fisik yang sukar ditaklukan.
g.
Tantangan
dan tanggapan berbentuk kurva linear.
h.
Untuk
terciptanya suatu tanggapan yang memadai.
4.
Teori
Dialetika Kemajuan Jan Romein
Pokok – pokok pikiran
a.
Gerak
sejarah umat manusia.
b.
Langkah
baru dalam evolusi manusia.
c.
Keterbelakangan
dalam hal – hal tertentu.
5.
Teori
Despotisme Timur Wittfogel
Pokok – poko pikiran :
a.
Cara
produksi asiatis, irigasinya besar – besaran.
b.
Masyarakatnya
hidrolis.
c.
Masyarakatnya
feodal.
d.
Struktur
politik baru.
e.
Mengikuti
garis peradaban modern.
6.
Teori
Perkembangan Sejarah dan Masyarakat Karl Marx
Pokok – pokok pikiran:
a.
Struktur
ekonomi masyarakat yang ditompang oleh relasi – relasi.
b.
Tenaga
produktif masyarakat berkembang.
c.
Konflik
terselesaikan.
d.
Relasi
– relasi produksi yang lebih baru.
e.
Kapitalisme
akan hancur oleh sendirinya.
f.
Perkembangan
kapasitas produktif masyarakat menetukan corak utama evolusi.
7.
Teori
faminisme Wollstonecraft
Pokok –pokok pemikiran:
a.
Paling
universal.
b.
Wanita
yang sering berprsangka buruk.
c.
Pria
dan wanita sama – sama mampu bernalar.
d.
Membatasi
kesempatan yang dimiliki oleh wanita.
e.
Keluhuran
jinak dan kesenangan.
f.
Tidak
boleh memiliki status imperior.
g.
Semakin
baik pendidikan semakin baik wanita.
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Sejarah
merupakan disiplin ilmu yang mempelajari dan menjelaskan darimana asalnya
ilmu-ilmu yang lain. Sehingga sebelum kita mempelajari ilmu yang lain kita
harus mempelajari sejarahnya terlebih dahulu. Dengan kata lain, ilmu sejarah
merupakan ilmu yang penting untuk dipelajari sebagai dasar kita mempelajari
ilmu-ilmu lain.
Sejarah
juga merupakan ilmu pengetahuan yang dapat digolongkan menjadi ilmu sosial,
art, dan sejarah sebagai cerita.
Sejarah
juga mempunyai hubungan yang erat dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Misalnya,
ilmu ekonomi, ilmu antropologi, ilmu geografi, ilmu politik, ilmu
psikologi,demografi, kebudayaan rakyat, dll.
B.
Saran
Kita
sebagai generasi muda harus mencintai, memahami serta melestarikan kebudayaan
atau sejarah yang kita miliki. Sebab dengan sejarah kita akan lebih mencintai
bangsa dan Negara kita.
DAFTAR PUSTAKA
Dadang Supardan. Pengantar Ilmu
Sosial. 2007. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusizin copas
BalasHapusmuhputro@gmail.com
BalasHapus