Manfaat, Keunggulan, dan Kelemahan EVA (Economic Value Added)
Manfaat dari penerapan EVA antara lain (Utama, 1997; 12)
:
a.
Dapat digunakan sebagai
penilai kinerja perusahaan yang berfokus pada penciptaan nilai (value creation).
b.
Dapat meningkatkan kesadaran
manajer bahwa tugas mereka adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan serta
nilai pemegang saham.
c.
Dapat membuat para manajer
berfikir dan juga bertindak seperti halnya pemegang saham yaitu memilih
investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian dan meminimumkan tingkat
biaya modal sehingga nilai perusahaan dapat dimaksimumkan.
d.
EVA membuat para manajer agar
memfokuskan perhatian pada kegiatan yang menciptakan nilai dan memungkinkan mereka
untuk mengevaluasi kinerja berdasarkan kriteria maksimum nilai perusahaan.
e.
EVA sebagai motivator
perusahaan untuk lebih memperhatikan kebijaksanaan struktur modalnya.
f.
EVA dapat digunakan sebagai
alat untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan yang memberikan pengembalian
yang lebih tinggi dari pada biaya modal.
Economic Value Added (EVA)
sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang relatif baru, memiliki
beberapa keunggulan dan kelemahan (Utama, 1997: 10). Keunggulan yang dimiliki
metode Economic Value Added (EVA)
antara lain:
a.
Konsep Economic Value Added (EVA) merupakan alat ukur yang dapat
berdiri sendiri tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan
sejenis dalam satu industri, dan tidak perlu pula membuat suatu analisis
kecenderungan dengan tahun – tahun sebelumnya.
b.
Konsep Economic Value Added
(EVA) adalah pengukur kinerja perusahaan yang melihat segi ekonomis dalam
pengukurannya, yaitu dengan memperhatikan harapan – harapan pada pemilik modal
(kreditur dan pemegang saham) secara adil. Dimana derajat keadilannya
dinyatakan dalam ukuran tertimbang dari struktur modal yang ada dan berpedoman
pada nilai pasar, bukan nilai buku.
c.
Konsep Economic Value Added (EVA)
dapat dipakai sebagai tolok ukur dalam pemberian bonus bagi karyawan. Disamping
itu Economic Value Added (EVA) juga merupakan tolok ukur yang tepat untuk
memenuhi konsep kepuasan stakeholder yakni bentuk perhatian perusahaan kepada
karyawan, pelanggan dan pemberi modal (kreditur dan investor).
d.
Walaupun konsep Economic Value
Added (EVA) berorientasi pada kinerja operasional akan tetapi sangat
berpengaruh untuk dipertimbangkan dalam penentuan arah strategis perkembangan
portofolio perusahaan.
Disamping keunggulan – keunggulan
yang dimiliki oleh Economic Value Added (EVA) terdapat pula beberapa
kelemahan EVA (Mirza, 1997 ; 68) :
a.
EVA hanya mengukur hasil akhir (result), konsep
ini tidak mengukur aktivitas-aktivitas penentu seperti loyalitas dan tingkat
retensi konsumen.
b.
EVA terlalu bertumpu pada keyakinan bahwa investor
sangat mengandalkan pendekatan fundamental dalam mengkaji dan mengambil
keputusan untuk menjual atau membeli saham-saham tertentu, padahal
faktor-faktor lain terkadang justru lebih dominan.
c.
Konsep ini tergantung pada transparansi
perhitungan EVA secara akurat, dalam kenyataanya seringkali perusahaan kurang
transparan dalam mengemukakan kondisi internalnya.
Tidak ada komentar: