Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen
Pembayaran dividen sekarang dipercaya dapat mengurangi ketidakpastian
investor. Sebaliknya jika dividen dikurangi atau tidak dibayarkan, tingkat
ketidakpastian investor akan meningkat dan menyebabkan peningkatan pengembalian
yang diinginkan serta mengurangi nilai saham. Apabila tercermin pada kenyataan
bahwa dividen akan relevan yaitu akan mempengaruhi sikap investor, maka banyak
faktor yang harus diperhatikan oleh manajemen, baik faktor dari luar perusahaan
maupun dari dalam perusahaan.
Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian dalam bukunya “Manajemen Keuangan 2”, menyebutkan
bahwa :
“Beberapa faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen, yaitu :
1. Peraturan hukum
2. Posisi likuiditas
3. Membayar pinjaman
4. Kontrak pinjaman
5. Pengembangan aktiva
6. Tingkat pengembalian
7. Stabilitas keuntungan
8. Pasar modal
9. Manajemen perusahaan
10. Keputusan kebijakan dividen”.
(2003:387)
Dari definisi tersebut di atas, terdapat sepuluh faktor yang mempengaruhi
kebijakan dividen yang dapat diuraikan sebagai berikut :
1.
Peraturan hukum
Peraturan mengenai laba bersih menentukan bahwa dividen dapat dibayar
dari laba tahun-tahun yang lalu dan laba tahun berjalan
2.
Posisi likuiditas
Perusahaan yang sedang tumbuh biasanya betul-betul kekurangan
dana. Dalam situasi seperti itu mungkin perusahaan memutuskan untuk tidak
membayar dividen dalam bentuk uang tunai.
3.
Membayar Pinjaman
Jika perusahaan telah membuat pinjaman untuk memperluas
usahanya atau untuk pembiayaan lainnya maka ia dapat melunasi pinjamannya pada
saat jatuh tempo, atau ia dapat menyisihkan cadangan-cadangan untuk melunasi
pinjaman itu nantinya.
4.
Kontrak pinjaman
Jika menyangkut pinjaman jangka panjang, perusahaan seringkali
membatasi kemampuannya dalam membayar dividen tunai.
5.
Pengembangan aktiva
Semakin cepat pertumbuhan perusahaan, semakin besar kebutuhannya untuk
membiayai pengembangan aktiva perusahaan. Semakin banyak dana yang dibutuhkan
di kemudian hari, semakin banyak laba
yang harus ditahan dan tidak dibayarkan.
6.
Tingkat pengembalian
Tingkat pengembalian atas asset menentukan pembagian laba dalam bentuk
dividen yang dapat digunakan oleh pemegang saham baik ditanamkan kembali di
dalam perusahaan atau di tempat lain.
7.
Stabilitas keuntungan
Perusahaan yang keuntungannya relatif teratur sering kali dapat
memperkirakan bagaimana keutungan di kemudian hari.
8.
Pasar modal
Perusahaan besar yang sudah mantap, dengan profitabilitasnya yang tinggi
dan keuntungannya teratur, dengan mudah dapat masuk ke pasar modal atau
memperoleh macam-macam dana dari luar untuk pembiayaannya.
9.
Kendali perusahaan
Jika perusahaan hanya memperluas usahanya dari pembiayaan interen maka
pembayaran dividen akan berkurang.
10. Keputusan
kebijakan dividen
Hampir semua perusahaan ingin mempertahankan dividen per saham pada tingkat
yang konstan. Tetapi naiknya dividen selalu terlambat dibandingkan dengan
naiknya keuntungan.
Tidak ada komentar: