Header Ads

Kebijakan Dividen



Menyangkut kepada keputusan untuk membayar sebagian laba dengan bentuk deviden dan menentukan besarnya bagian yang dibagikan tersebut atau menahannya untuk tujuan investasi kembali ke dalam perusahaan. Keputusan membagikan dividen atau menahannya bagi setiap perusahaan mempunyai implikasi dan dasar pertimbangan yang bermacam-macam.
Manajemen yang mempunyai ketetapan membagikan dividen,  memberikan alasan bahwa dividen adalah hak yang harus dikembalikan kepada investor  sebagai timbul jasa atas dana yang telah ditanamnya, menarik minat investor baru dan adanya kesempatan untuk menjual saham pada harga yang lebih tinggi di masa mendatang. Sementara menajemen yang menetapkan laba tetap akan mempunyai kesempatan investasi yang menarik, sehingga hal tersebut akan dapat meningkatkan nilai saham dan akan dapat memperoleh keuntungan dari pajak yang lebih rendah.
Apabila dikaitkan dengan harga saham dan struktur modal terdapat beberapa teori yang berkaitan dengan kebijakan deviden yang diterapkan oleh perusahaan, seperti yang dikemukakan oleh Arthur J. Keown, David F. Scott, Jhon D. Martin, J. William Petty yang dialihbahasakan oleh Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Manajemen Keuangan”, mengemukakan bahwa :
“Ada tiga pandangan dasar mengenai kebijakan dividen, yaitu :
1.      Kebijakan deviden tak relevan
2.      Dividen yang tinggi meningkatkan nilai saham
3.      Dividen yang rendah meningkatkan nilai saham”.
(2000:607)





Dari definisi tersebut, terdapat tiga jenis kebijakan dividen yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Kebijakan Deviden Tak Relevan
Sebagian besar kontroversi mengenai isu deviden didasarkan pada ketidaksamaan pandangan antara akademik dan profesional. Beberapa praktisi yang berpengalaman menganggap perubahan harga saham dihasilkan oleh pengumuman dividen, dan karenanya menganggap dividen itu penting. Sebagian dari komunitas akademik mendebat bahwa dividen tak relevan menganggap kebingungan dalam masalah ini berawal dari ketidakhati-hatian.
b.      Dividen Yang Tinggi Meningkatkan Nilai Saham
Kepercayaan bahwa kebijakan dividen perusahaan tak penting scara langsung mengasumsikan bahwa investor harus menggunakan tingkat pengembalian yang diharapkan yang sama apakah pendapatan datang melalui dividen. Tapi, dividen lebih bisa diramalkan daripada perolehan modal. Manajemen harus dapat mengontrol harga dividen tetapi tidak selamanya dapat mengontrol harga saham. Investor kurang yakin menerima pendapatan dari perolehan modal daripada dividen. Risiko inkremental dari perolehan modal relatif terhadap pendapatan dividen menunjukan tingkat disyaratkan yang lebih tinggi untuk mendiskonto satu dolar perolehan modal daripada mendiskonto satu dolar dividen.



c.       Dividen Rendah Meningkatkan Nilai Saham
Pandangan ketiga mengenai bagaimana dividen yang rendah mempengaruhi harga saham menyatakan bahwa dividen memang merugikan investor. Argumen ini sebagian besar didasarkan pada perbedaan perlakuan pajak atas pendapatan dividen dan perolehan modal.
Adapun kebijakan dividen bila dinilai dari segi praktisnya, perusahaan akan membagikannya dengan strategi yang berbeda-beda. Seperti yang dikemukakan oleh Ridwan S. Sundjaja dan  Inge Barlian dalam bukunya “Manajemen Keuangan 2”, menyebutkan bahwa :
“Ada tiga jenis kebijakan dividen, yaitu :
1.      Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan
2.      Kebijakan dividen teratur
3.      Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra”.
(2003:390)
Definisi di atas tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
a.       Kebijakan dividen rasio pembayaran konstan
Kebijakan dividen yang didasarkan dengan persentase tertentu dari pendapatan. Rasio pembayaran dividen adalah persentase dari setiap rupiah yang dihasilkan dibagikan kepada pemilik dalam bentuk tunai, dihitung dengan membagi dividen kas per saham dengan laba per saham. Masalah dengan kebijakan ini adalah jika pendapatan perusahaan turun atau rugi pada suatu periode tertentu maka dividen menjadi rendah atau tidak ada. Karena dividen merupakan indikator dari kondisi perusahaan yang akan datang maka mungkin dapat berdampak buruk terhadap harga saham.

b.      Kebijakan dividen teratur
Kebijakan dividen yang didasarkan atas pembayaran dividen dengan rupiah yang tetap dalam setiap periode. Sering kali kebijakan dividen teratur digunakan denan memakai target rasio pembayaran dividen. Target rasio pembayaran dividen, adalah kebijakan di mana perusahaan mencoba membayar dividen dalam persentase tertentu seperti dividen yang dinyatakan dalam rupiah serta disesuaikan terhadap target pembayaran yang membuktikan terjadinya peningkatan hasil.
c.       Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra
Kebijakan dividen rendah teratur dan ditambah ekstra adalah kebijakan dividen yang didasarkan pembayaran dividen rendah yang teratur, ditambah dengan dividen ekstra jika ada jaminan pendapatan.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.