Kualitas Pelayananan Kepuasan Konsumen
Konsep
kualitas pelayanan berasal dari berbagai riset dibidang pemasaran. Konsep
mengenai kualitas pelayanan itu sendiri dipahami secara berbeda yaitu antara
harapan pengguna dengan persepsi dari pengguna dan persepsi dari kinerja
pelayanan. Kualitas pelayanan menurut persepsi pengguna adalah anggapan
pengguna mengenai baik buruknya pelayanan yang diterima oleh pengguna.
Sedangkan kualitas pelayanan menurut persepsi dari kinerja pelayanan adalah
memberikan pelayanan yang terbaik/pelayanan prima dari sumber daya yang di
miliki oleh penyedia layanan.
Mahendra
(2008) mengemukakan bahwa kualitas pelayanan berhubungan dengan kecocokan
antara produk layanan dengan kebutuhan dari pengguna pelayanan tersebut.
Kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai persepsi pengguna layanan mengenai
baik buruknya suatu layanan dan atau diterima tidaknya suatu layanan oleh
pengguna.
Gronroons
(1988) dalam Banwet dan Datta (2002) menyatakan bahwa kualitas pelayanan secara
garis besar dibagi menjadi dua dimensi yaitu kualitas teknis (outcome) dan dimensi fungsional
(proses). Kualitas teknis atau kualitas tangible
dapat ditunjukkan dengan jumlah sarana dan prasaranan yang disediakan
organisasi. Sedangkan kualitas fungsional mengacu pada proses penyampaian
pelayanan. Penerimaan kualitas pelayanan
terjadi ketika kinerja bertemu dengan ekpektasi konsumen.
Penelitian
psikologis (Barger dan Grandey, 2006; Zajonc, 1985 dalam Barger Grandey, 2006)
mengemukakan bahwa empati pegawai merupakan bagian dari pelayanan dapat meningkatkan kepuasan konsumen. Pegawai yang
tersenyum kepada konsumen akan membuat konsumen tersenyum juga karena efek
psikologis.
Kepuasan
kosumen menurut Kottler (dalam
Tjiptono,1997) adalah tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yang ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya. Sedangkan Wilkie mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebagai suatu tanggapan
emosial pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa.
Kepuasan konsumen merupakan perbedaan antara yang diharapkan konsumen (nilai
harapan) dengan situasi yang diberikan perusahaan (perguruan tinggi) di dalam
usaha memenuhi harapan konsumen (mahasiswa).
Sedangkan
bertemunya harapan konsumen dengan pelayanan yang diberikan perusahaan
merupakan penerimaan kualitas pelayanan itu sendiri sehingga dapat disimpulkan
yang dimaksud dengan kepuasan konsumen adalah besarnya tingkat penerimaan
kualitas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan kepada konsumen.
Konsumen yang
merasa puas oleh Kottler (1996) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Melakukan
pembelian ulang
2. Mengatakan
hal-hal yang baik tentang perusahaan kepada orang lain.
3. Kurang
memperhatikan merek ataupun iklan produk pesaing
4. Membeli
produk yang lain dari perusahaan yang sama
Menurut Tjiptono
(1996; 78) penerapan kualitas jasa secara konsisten akan menumbuhkan kepuasan
pelanggan/konsumen dan memberikan dampak positif bagi perusahaan antara lain :
1. Adanya
keharmonisan hubungan antara pelanggan dengan perusahaan
2. Memberikan
kesan yang baik bagi pelanggan untuk melakukan pembelian ulang
3. Terciptanya
loyalitas pelanggan
4. Membentuk
rekomendasi dari pelanggan kepada orang lain yang menguntungkan pihak
5. Perusahan
(dari mulut ke mulut)
6. Terbentuknya
reputasi yang baik dimata pelanggan yang pada akhirnya
7. Meningkatnya
laba perusahaan
Tidak ada komentar: